Kenali Gejala Reumatik Berdasarkan Jenis dan Pemicunya

Gejala Reumatik

Reumatik seringkali disebut sebagai penyakit muskuloskeletal, sebuah kondisi yang mempengaruhi sekelompok organ. Termasuk sendi, otot, tulang, hingga jaringan ikat. Istilah “reumatik” sendiri kerap masyarakat gunakan secara umum.  Kendati demikian, gangguan ini memiliki banyak jenis dengan karakteristik dan gejala reumatik yang berbeda-beda.

Memahami Gejala Reumatik Berdasarkan Jenis dan Pemicunya

Pada dasarnya, reumatik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang mempengaruhi sendi. Kondisi terparah dapat menyebabkan peradangan, kemerahan, hingga rasa nyeri yang hebat. Sistem kekebalan tubuh menyerang keliru jaringan sendi, memicu kerusakan pada tulang, kartilago, ligamen, hingga tendon. RA sendiri biasanya mempengaruhi sendi secara simetris, seperti bagian tangan, pergelangan, serta lutut.

Hingga kini memang belum ketahuan secara pasti apa penyebab dari gangguan rheumatoid arthritis. Namun, terdapat sejumlah kondisi yang diyakini berkaitan erat dengan masing-masing jenis penyakit tersebut. Berikut penjelasan selengkapnya.

 

1. Rheumatoid Arthritis (RA)

Tipe pertama adalah jenis reumatik paling umum yakni rheumatoid arthritis. Seperti telah tertera sebelumnya, RA merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan menyerang sendi. Sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan.

Gejala reumatik untuk tipe ini meliputi nyeri ringan hingga hebat, demam, pembengkakan, kekakuan pagi, serta keterbatasan gerakan. Sejumlah ahli medis meyakini jika penyebab utama RA adalah faktor genetik dan lingkungan kurang bersih.

2. Sindrom Sjogren

Berikutnya ada tipe reumatik yang menyerang kelenjar penghasil cairan tubuh. Gangguan autoimun ini menyebabkan kelenjar air mata dan liur mengalami peradangan. Gejala awalnya mencakup mata kering, mulut kering,nyeri, dan pembengkakan kelenjar parotid. Sama halnya dengan RA, Sjogren terkait dengan faktor genetik dan infeksi bakteri atau virus.

3. Ankylosing Spondylitis

Gangguan satu ini termasuk dalam tipe kronis yang menyerang kondisi tulang belakang. Dampak terparah dari Ankylosing Spondylitis adalah memicu peradangan hingga penyusutan volume tulang.

Sementara gejala reumatik Ankylosing Spondylitis dapat berbeda-beda pada masing-masing individu. Namun, umumnya penderita merasakan nyeri punggung, keterbatasan gerakan, hingga mudah lelah. Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami. Namun faktor genetik serta kelainan gen HLA-B27 tampaknya sangat berperan.

4. Lupus

Penyakit lupus mungkin terdengar sangat populer. Terlebih banyak film yang mengangkat kasus-kasus penderita lupus hingga menarik atensi jutaan penonton. Seperti tipe reumatik lain, lupus menjadi gangguan autoimun yang mempengaruhi berbagai organ. Sebut saja kulit, jantung, ginjal, sel darah, hingga otak.

Gejala awalnya tentu bervariasi, termasuk rambut rontok, ruam, kelelahan, mudah lemah, serta nyeri sendi hebat. Adapun penyebab utamanya sampai saat ini belum ketahuan. Kendati demikian, paparan sinar matahari, infeksi, serta pengaruh obat-obatan tertentu berkontribusi pada perkembangannya.

5. Arthritis Psoriasis

Terakhir adalah bentuk arthritis yang terkait dengan psoriasis. Sebuah gangguan penyakit kulit kronis yang sampai menyerang organ sendiri. Gejala reumatik ini melibatkan peradangan sendi, merusak kuku, dan menyebabkan kulit bersisik. Psoriasis arthritis dapat terjadi karena kombinasi faktor genetik, trauma fisik, lingkungan kurang sehat, serta respons sistem kekebalan tubuh.

Faktor Risiko Reumatik

Selain kondisi di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami rematik. Berikut adalah sejumlah faktor risiko umum yang terkait dengan penyakit reumatik.

  1. Usia Individu
    Secara umum, risiko rematik meningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun dapat terjadi pada semua kalangan, gangguan rematik cenderung menyerang orang dewasa hingga lanjut usia. Terutama jika kondisi imunnya tidak stabil.
  2. Jenis Kelamin
    Beberapa gejala reumatik, seperti rheumatoid arthritis (RA), lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Sementara laki-laki berisiko tinggi terserang Ankylosing Spondylitis. Hal tersebut terjadi karena hormon dan faktor genetik berperan besar dalam perbedaan ini.
  3. Dampak Infeksi
    Tak banyak yang menyadari bahwa infeksi bakteri dan virus dapat memicu reaksi autoimun. Sehingga berkontribusi besar terhadap perkembangan reumatik pada individu yang rentan. Itulah mengapa penting sekali memiliki lingkungan hidup yang sehat.
  4. Kebiasaan Merokok
    Meski belum teruji, kebiasaan merokok ternyata juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami beberapa jenis reumatik. Zat-zat berbahaya pada rokok akan memperburuk gejala bagi mereka yang sudah menderita penyakit reumatik.
  5. Obesitas
    Seperti kita ketahui, kelebihan berat badan dapat menambah beban sendi. Terutama pada sendi lutut dan pinggul yang akan meningkatkan risiko osteoarthritis (OA). Kondisi terparahnya dapat memicu kerusakan permanen pada tulang.
  6. Trauma Fisik dan Kondisi Tertentu
    Cedera atau trauma pada sendi dapat meningkatkan risiko serta memperparah gejala reumatik. Begitu juga dengan kondisi tertentu seperti menopause dini, punya riwayat diabetes, ada gangguan ginjal, serta hipertiroidisme.
  7. Paparan Lingkungan
    Kondisi lingkungan yang tidak sehat juga berkontribusi besar dalam perkembangan reumatik sekaligus memperburuk gejalanya. Sebut saja polusi udara, paparan zat-zat kimia berbahaya, serta ancaman bakteri tertentu.

    @dr.anitaang Mandi malam bikin rematik😱 #rematik #rematikdannyerisendi #rematiktokvibes #rematikkambuh #rematiksembuh #mandimalamhari #tiktokimpact #skincareforyou #tipskincareroutine #tipsskincareviral #serunyaditiktok #serunyakuliner #skincaretips ♬ Nasty x Whos That Girl – ARNEL REMIX

 

Penanganan Efektif untuk Gangguan Reumatik

Bahaya dari gejala reumatik yang tidak mendapat penanganan tepat akan menyebabkan berbagai komplikasi. Termasuk peradangan dan kerusakan sendi hingga menyerang organ-organ tubuh lainnya. Sebut saja mengganggu fungsi jantung, ginjal, serta paru-paru.

Peradangan yang berkelanjutan juga akan mengganggu aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari. Karena itu, penting sekali melakukan penanganan serius agar risikonya tidak sampai fatal. Berikut adalah beberapa pengobatan efektif yang umum dilakukan oleh penderita.

1. Obat-obatan

Hal pertama yang penting untuk Anda pertimbangkan adalah melakukan pemeriksaan medis secara detail. Dokter ahli akan mengidentifikasi jenis reumatik apa yang Anda derita melalui serangkaian tes. Mulai dari tes darah hingga urin.

Untuk membantu meringankan gejala reumatik, dokter akan meresepkan sejumlah obat. Seperti obat Antiinflamasi non steroid (OAINS) untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Bisa juga dengan memberikan steroid secara oral atau injeksi untuk mengatasi peradangan yang sudah parah.

2. Terapi Fisik

Selain obat-obatan, dokter mungkin menyarankan terapi fisik dan okupasi untuk kasus reumatik ringan hingga sedang. Terapi ini untuk latihan memperkuat otot serta meningkatkan fleksibilitas sendi. Ada juga fisioterapi untuk membantu pasien dalam latihan dan teknik pemulihan lanjutan.

3. Pengobatan Alternatif

Teknik pengobatan alternatif seperti akupunktur diyakini mampu mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi darah. Kendati demikian pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukannya.

4. Pengobatan Topikal

Salep dan krim anti-inflamasi dapat memberikan bantuan langsung pada daerah yang terkena reumatik. Hanya saja, pastikan tidak sembarangan dalam memilih. Jika memungkinkan, sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakannya.

5. Menjalani Pola Hidup Sehat

Pola hidup berperan penting dalam mengurangi risiko dan gejala reumatik. Oleh karena itu, pastikan menjaga pola makan seimbang dengan asupan bergizi. Jangan lupa menjaga berat badan tetap ideal guna mengurangi beban pada sendi maupun risiko kekambuhan.

Upayakan selalu rutin beraktivitas fisik demi menjaga imun tubuh tetap optimal. Sehingga bakteri dan virus yang masuk tidak sampai merusak tubuh. Dalam hal ini istirahat yang cukup juga wajib Anda perhatikan.

6. Manajemen Stres dan Rutin Konsultasi

Kondisi pikiran yang stress adalah sumber utama dari berbagai macam penyakit. Tak terkecuali reumatik. Karena itu, praktik relaksasi seperti meditasi dan yoga dapat membantu mengurangi stress supaya gejala reumatik tidak semakin parah.

Jika perlu, lakukan konseling psikologis untuk membantu mengelola dampak emosional dari gangguan reumatik. Jangan lupa memantau perkembangan pemulihan penyakit dan menyesuaikan rencana perawatan dengan dokter terpercaya.

7. Konsumsi Susu Etawalin

Selain cara di atas, Anda juga bisa mencoba mengonsumsi susu Etawalin sebagai obat nyeri sendi akibat reumatik. Produk kesehatan ini mampu meringankan rasa sakit, menyembuhkan, hingga mencegahnya kambuh kembali.

Etawalin berasal dari susu kambing Etawa asli dan sejumlah bahan herbal yang menyehatkan tulang. Sebut saja extrak kayu manis, jahe, temulawak, daun salam, serta sereh. Dengan bahan-bahan berkualitas, Etawalin memiliki kandungan kalsium lebih tinggi dari susu biasa.

Menariknya, susu Etawalin dapat dikonsumsi segala usia, mulai dari remaja, dewasa, hingga lansia. Kandungan alaminya tidak menimbulkan efek samping berbahaya. Sehingga aman untuk pendamping selama pengobatan medis.

Secara keseluruhan, reumatik memang menjadi tantangan yang dapat memengaruhi kehidupan seseorang. Namun dengan pemahaman yang baik tentang jenis, gejala reumatik, serta langkah-langkah penanganannya, semakin memudahkan dalam mengatasi gangguan penyakit ini. Sekian, semoga bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Shopping Cart

DIJAMIN Obat Kuat Pria Tahan Lama Paling Mantab...
- +
1 × Rp150.000
×
produk nasa

Stc PT Natural Nusantara

Selamat datang di stc PT Natural Nusantara. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang di PT Natural Nusantara, ada yang bisa Saya bantu?