5 Jenis Pemeriksaan Untuk Mendeteksi Miom & Penjelasan Hasil USG Miom

Jenis-Jenis Pemeriksaan dan Hasil USG Miom

Terkadang, seseorang tidak menyadari adanya miom yang muncul di dalam tubuh. 

Miom atau mioma atau bisa juga disebut sebagai fibroid ini merupakan kondisi dimana tumbuhnya massa atau jaringan di dalam rahim atau di luar rahim. 

Kabar baiknya, salah satu jenis penyakit tumor ini tidak termasuk penyakit yang berbahaya dan bersifat ganas. Bahkan, pada beberapa kasus, kondisi ini ditemukan secara tidak sengaja.

Umumnya, miom tidak memiliki gejala yang khusus. Hanya saja, beberapa orang yang memiliki miom di dalam tubuhnya akan mengeluhkan perut terasa penuh dan membesar, nyeri saat menstruasi, dan nyeri panggul berkepanjangan.

 

Untuk dapat mendeteksi miom, dapat dilakukan beberapa tes, diantaranya:

  • USG

Ultrasonografi menjadi salah satu tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi miom. Diagnosis mioma uteri ini menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar rahim.

Selanjutnya, dokter akan lebih mudah dalam melihat apakah terdapat miom di dalam dan di sekitar rahim, letaknya, dan seberapa besar ukurannya.

 

  • MRI

Jika informasi dari hasil USG miom tidak lengkap, dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara MRI atau magnetic resonance imaging.

Selain miom, metode ini juga dapat mendeteksi jenis tumor lain yang mungkin ada di dalam tubuh. Selain MRI, dokter juga dapat memutuskan pengobatan terbaik sesuai kondisi pasien.

Tes MRI diawali dengan menginfus di bagian lengan. Kemudian dokter akan menyuntikan zat pewarna khusus yang bisa membantu agar miom dapat terlihat dengan jelas.

Setelah itu, pasien akan diminta untuk berbaring di tempat tidur dan masuk ke dalam mesin MRI selama 45 hingga 60 menit.

MRI merupakan salah satu metode terbaik untuk mendeteksi miom di dalam tubuh. Dengan melakukan pemeriksaan MRI, dokter akan lebih jelas mengetahui letak dan ukuran dari miom. Hanya saja, terkadang pemeriksaan USG juga biasanya sudah cukup untuk mendeteksi miom.

 

  • Histerosonografi

Pada tes histerosonografi, dokter akan memberikan saline steril atau air garam agar miom atau jaringan apapun di lapisan rahim lebih mudah terlihat.

Biasanya, dokter akan meminta tes histerosonografi dilakukan seminggu setelah menstruasi. Sebelum melakukan prosedur, hindari melakukan hubungan seksual selama beberapa hari.

 

  • Histerosalpingografi (HSG)

Dokter dapat menyarankan tes histerosalpingografi jika pasien berencana untuk memiliki buah hati. Selain mendiagnosis miom, tes HSG juga dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi tuba falopi.

Pada tes ini, dokter akan melakukan rontgen rahim dan saluran telur dengan menggunakan zat pewarna khusus untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas.

Selama tes, pasien akan diminta untuk berbaring terlentang dengan kaki yang diangkat. Posisinya seperti sedang menjalani pemeriksaan panggul.

 

  • Histeroskopi

Metode lainnya yang bisa digunakan untuk mendeteksi miom yaitu histeroskopi. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara memasukan teleskop kecil melalui leher rahim hingga ke dalam rahim.

Untuk melebarkan rahim, terdapat cairan khusus yang akan disuntikkan supaya dokter dapat melihat area dalam rahim secara jelas.

Pada saat melakukan tes, pasien mungkin akan mengalami kram atau sedikit pendarahan selama beberapa hari setelah melakukan tes histeroskopi.

 

Membaca Hasil USG Miom

Pada beberapa kasus, seorang wanita pengidap miom tidak menyadari adanya miom di dalam rahim. Biasanya mereka mengetahui miom tersebut ketika melakukan pemeriksaan dengan dokter atau menjalani USG.

USG tersebut umumnya dilakukan oleh wanita untuk mendeteksi kehamilan. Namun, pada beberapa kasus, kondisi yang menunjukkan gejala kehamilan justru sebenarnya merupakan kesalahan. Hal tersebut dapat terjadi karena ketika dalam pemeriksaan USG, miom terkadang terlihat seperti janin.

Perlu diingat bahwa miom atau fibroid itu sendiri merupakan benjolan atau tor jinak yang tumbuh di dalam rahim. Miom yang semakin tumbuh dan berkembang bisa menyebabkan perut ikut membesar. Sehingga, sering diartikan sebagai tanda kehamilan.

Adapun penyebab munculnya miom belum dapat diketahui secara pasti hingga kini. Namun, hal tersebut masih berkaitan dengan kadar hormon, penderita yang berusia 30-50 tahun, berat badan berlebih (obesitas), kurang vitamin D, kurang serat, dan terlalu banyak konsumsi daging merah.

Sebenarnya, tidak semua miom memerlukan penanganan medis. Bahkan miom terkadang dibiarkan begitu saja karena tidak menimbulkan gejala tertentu dan dianggap dapat mengecil dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. 

Miom biasanya akan membutuhkan penanganan khusus ketika dalam kondisi yang sudah berukuran besar atau menimbulkan gejala. Adapun beberapa penanganan miom yaitu dengan terapi hormon, laser, gelombang mikro atau operasi.

Para pengidap miom dapat melakukan konsultasi langsung dengan dokter kandungan untuk mengetahui sudah separah apa miom tersebut serta untuk menentukan penanganan apa yang tepat untuk dilakukan.

Sementara itu, pengidap miom juga sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan atau ramuan yang tidak dianjurkan oleh dokter, dan cukup menjalani pola hidup sehat.

 

Miom Muncul Saat Hamil?

Miom muncul di saat hamil umumnya sudah berkembang sejak sebelum kehamilan, namun baru diketahui saat pemeriksaan hasil USG. Miom yang sering disebut juga leiomioma atau fibroid ini termasuk dalam jenis tumor jinak yang tumbuh di dinding atau di bagian luar rahim.

Sama seperti miom pada umumnya, miom saat hamil memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari ukuran yang sangat kecil hingga ukuran yang sangat besar. Namun, miom umumnya tidak berhubungan dengan kanker rahim.

Miom dapat ditemukan pada 10% wanita hamil dan sering terjadi pada wanita yang memiliki rentang usia 30 hingga 40 tahun.

 

Gejala Miom Saat Hamil

Miom merupakan kondisi yang umum ditemukan pada wanita dan kebanyakan wanita tidak merasakan gejala apapun, sehingga biasanya baru terdiagnosis ketika melakukan pemeriksaan USG saat hamil. Miom dapat tumbuh di dalam dinding rahim, menonjol ke dalam rongga rahim atau menonjol ke dinding luar rahim di rongga panggul.

Jika sebelum hamil miom tidak menimbulkan gejala, kemungkinan miom saat hamil juga tidak menimbulkan gejala apapun. Apabila miom muncul, gejala yang ditimbulkan dari miom bisa berbeda-beda. Gejala tersebut biasanya tergantung pada ukuran, jumlah, dan letak tumbuhnya miom.

Berikut ini beberapa gejala miom, diantaranya:

  • Merasa ada tekanan atau nyeri di dalam rongga panggul
  • Sering buang air kecil
  • Sembelit
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Nyeri punggung bawah
  • Pendarahan vagina

 

Pada wanita hamil, ukuran miom bisa bertambah besar akibat pengaruh hormon selama kehamilan. Namun, ukuran miom saat hamil bisa saja berkurang tanpa adanya alasan yang jelas.

Sekitar 10-30% wanita yang mengidap miom saat hamil memiliki risiko mengalami komplikasi kehamilan berupa nyeri perut atau pendarahan ringan dari vagina. Namun, hal ini sangat jarang mempengaruhi kondisi janin, kecuali pada kasus perdarahan berat.

Ada kondisi tertentu, miom saat hamil memiliki kemungkinan untuk meningkatkan risiko terjadinya keguguran dan persalinan prematur. Tak hanya itu saja, miom saat hamil juga dapat menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang, sehingga kemungkinan calon ibu untuk melahirkan secara caesar lebih besar. Miom juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan pasca melahirkan.

 

Penyebab Munculnya Miom Saat Hamil

Penyebab miom sebenarnya tidak dapat diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya miom, diantaranya:

  • Hormon

Hormon estrogen dan progesteron merupakan hormon yang diproduksi oleh ovarium. Kedua hormon inilah yang menyebabkan dinding rahim tumbuh setiap siklus menstruasi dan dapat merangsang pertumbuhan miom.

 

  • Kehamilan

Peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh saat hamil dapat memicu pertumbuhan miom baru dan mempercepat pertumbuhan miom yang sudah ada sebelumnya.

 

  • Riwayat Keluarga

Adanya anggota keluarga lain, seperti ibu, kakak, adik, atau nenek yang memiliki riwayat mengidap miom dapat meningkatkan risiko seseorang juga mengalaminya.

 

Cara Mengatasi Miom Saat Hamil

Jika dari hasil pemeriksaan USG ditemukan miom saat hamil, maka dokter kandungan akan mempertimbangkan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang pasien alami. Kebanyakan miom tidak menimbulkan gejala dan tidak mengganggu kehamilan, sehingga tidak diperlukan penanganan khusus.

Namun, pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG secara rutin karena miom saat hamil juga dapat terus berkembang dan membesar. Hal tersebut bahkan bisa menimbulkan rasa nyeri. 

Apabila kamu merasakan nyeri saat hamil, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Jika nyeri tersebut berasal dari miom, maka dokter akan menyarankan beberapa hal, seperti:

  • Mengurangi aktivitas atau beristirahat total di tempat tidur (bed rest).
  • Mengompres area yang terasa nyeri dengan kompres dingin.
  • Mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang diresepkan oleh dokter.

 

Kamu tak perlu terlalu khawatir mengenai penyakit miom. Dokter akan memberikan dan menyarankan beberapa pilihan pengobatan serta metode penanganan yang paling aman, terutama untuk kesehatan kehamilan.

Hindari mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi keluhan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Lakukan kontrol kehamilan secara berkala guna memantau kehamilan, termasuk kondisi miom yang diderita untuk mencegah timbulnya komplikasi kehamilan.

 

Madu Herbal Zymuno

Zymuno merupakan madu imunoterapi herbal pertama di Indonesia yang diformulasikan khusus oleh ahli medis terpercaya sehingga berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Misalnya saja seperti mengatasi benjolan pada leher, payudara, ketiak atau bagian tubuh lainnya, mengobati tiroid, mengobati kista/miom, serta mampu mengobati tumor jinak.

hasil usg miom

Madu herbal Zymuno terbukti 3x lebih ampuh dalam mengobati benjolan, kista dan tumor jinak dalam 14 hari.

Madu Zymuno terbuat dari bahan-bahan alami seperti madu asli, daun meniran, daun kelor dan temulawak.

Zymuno dengan herbal imunoterapi-nya mengandung anti-inflamasi dan zat anti-tumor alami yang berkhasiat untuk meningkatkan pembentukan sel pada jaringan kulit, sehingga mencegah berkembangnya benjolan dan sel tumor.

 

Perbedaan Madu Zymuno dengan Produk Lain

hasil usg miom

Meskipun sama-sama produk madu, namun jangan sampai salah pilih ya!

Berikut ini perbedaan antara Madu Zymuno dan Produk Madu Lain:

  • Madu Zymuno
  1. Madu Zymuno 100% Herbal dengan 4 kebaikan alam madu asli, daun kelor, daun meniran, dan temulawak
  2. Diproduksi di bawah pengawasan ketat dan diolah secara premium, berkualitas, dan dijamin original
  3. 100% tanpa efek samping dan tidak menyebabkan ketergantungan
  4. Banyak testimoni asli dari pelanggan setia yang pernah mengkonsumsi Zymuno
  5. Garansi 4x lipat uang kembali jika produk palsu atau tidak asli
  6. Madu Zymuno tersertifikasi lolos uji BPOM dan Halal MUI, dijamin 100% aman untuk dikonsumsi
  7. Harga terjangkau dibandingkan dengan produk lain, banyak diskon dan potongan ongkir

 

  • Produk Madu Lain
  1. Produk lain hanya 20% – 50% kandungan alami herbalnya, bahkan ada campuran bahan kimia
  2. Diproduksi tanpa teknologi dan proses produksi yang seadanya, serta belum terjamin keasliannya.
  3. Seringkali menimbulkan efek samping dan menyebabkan ketergantungan setelah mengkonsumsi
  4. Sedikit testimoni khasiat produk sehingga kurang terpercaya
  5. Produk lain belum tentu ada garansi
  6. Masih perlu dipastikan status sertifikasinya sebelum dikonsumsi
  7. Harga mahal, sedikit diskon, dan tidak ada potongan ongkir.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Shopping Cart

No products in the cart.

Return to shop
produk nasa

Stc PT Natural Nusantara

Selamat datang di stc PT Natural Nusantara. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang di PT Natural Nusantara, ada yang bisa Saya bantu?