Waspadai Faktor Risiko Kanker Serviks yang Menyerang Wanita, Inilah 14 Gejalanya!

Bahaya Kanker Serviks Pada Wanita

Kanker serviks penting sekali untuk kamu ketahui faktor risikonya agar dapat terhindar dari penyakit ganas yang menyerang leher rahim.

Sekitar 95% kanker serviks atau kanker leher rahim yang terjadi pada tubuh wanita disebabkan oleh virus HPV yaitu virus papiloma (human papillomavirus). Infeksi human papillomavirus (HPV) biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi.

Infeksi tersebut dapat menetap, selanjutnya berkembang menjadi displasia atau sembuh sempurna.

Ada dua golongan HPV, diantaranya yaitu HPV risiko tinggi atau disebut HPV onkogenik yang utamanya tipe 16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58, sedangkan HPV risiko rendah atau HPV non-onkogenik yang utamanya tipe 6, 11, 32, dan sebagainya.

 

Beberapa tanda-tanda yang perlu diperhatikan, diantaranya:

  • Pendarahan vagina

Pendarahan vagina yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker serviks. Pada tahap awal, kanker serviks mungkin sama sekali tanpa gejala.

  • Pendarahan saat berhubungan seksual

Jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan atau bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi itu merupakan tanda kanker serviks. Nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda.

  • Mungkin ada metastasis

Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan muncul metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya. Ini juga harus diperiksa sesegera mungkin.

  • Gejala lain yang mungkin terbilang membingungkan

Tanda kanker serviks yang terakhir dikatakan membingungkan. Ada beberapa gejala yang bahkan dikatakan kurang terkait, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, sakit kaki, sakit punggung, patah tulang, bahkan hingga kebocoran urin atau feses (jarang terjadi).

 

Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks umumnya baru memunculkan gejala saat memasuki stadium lanjut. Keluhan yang dialami oleh penderita kanker serviks dapat berupa:

  • Pendarahan melalui vagina di luar masa menstruasi, setelah berhubungan intim atau setelah menopause.
  • Keluar cairan berbau tidak sedap dari vagina yang kadang bercampur darah.
  • Timbul rasa sakit setiap berhubungan seksual (dispareunia).
  • Nyeri panggul

 

Apabila kanker semakin menyebar hingga ke jaringan lain di sekitarnya, maka akan timbul beberapa gejala lainnya seperti:

  • Sulit buang air kecil
  • Terdapat darah dalam urine (hematuria)
  • Pembengkakan di kaki
  • Diare
  • Buang air besar berdarah
  • Mual dan muntah
  • Hilang selera makan
  • Berat badan menurun
  • Perut membengkak
  • Tubuh mudah lelah

 

Faktor Risiko Kanker Serviks

Terdapat sejumlah faktor risiko yang membuat wanita lebih rentan terkena kanker serviks atau kanker leher rahim, diantaranya:

  • Faktor keturunan
  • Usia, terutama wanita yang berusia 40 tahun ke atas
  • Merokok
  • Kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
  • Berat badan berlebih (obesitas)
  • Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang
  • Frekuensi hamil dan melahirkan
  • Hamil atau melahirkan di usia sangat muda
  • Kondisi medis tertentu, seperti infeksi klamidia
  • Konsumsi obat-obatan tertentu

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter ahli agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis ditegakkan dengan tes pap smear. Dokter dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau prakanker pada serviks jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi dan biopsi.

Jika dokter menemukan adanya potensi kanker dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Adapun pemeriksaannya meliputi:

  • Pap smear

pemeriksaan pap smear menjadi pemeriksaan tahap awal dalam deteksi kanker serviks. Pada prosedurnya, dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim dan menganalisanya untuk mencari tanda-tanda perubahan yang dapat mengindikasikan adanya kanker atau kondisi pra-kanker.

 

  • Tes Hpv

Dokter juga memiliki opsi untuk melakukan tes HPV guna mendeteksi keberadaan infeksi human papillomavirus (HPV). Tes HPV dapat dokter lakukan bersamaan dengan pemeriksaan pap smear.

Tak hanya itu saja, tes tersebut juga dapat menjadi tindakan tambahan jika hasil pap smear mengindikasikan adanya perubahan sel yang mencurigakan.

 

  • Kolposkopi

Jika hasil pap smear atau tes HPV menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi.

Pada prosedur tersebut, dokter menggunakan alat khusus bernama kolposkopi untuk memeriksa dengan seksama serviks, vagina, dan vulva dengan cahaya dan lensa khusus.

 

  • Biopsi

Apabila kolposkopi menunjukkan area yang mencurigakan, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) dari area tersebut untuk dianalisis di laboratorium guna memastikan apakah terdapat kanker atau tidak.

 

  • Tes pencitraan

Jika hasil dari biopsi mengindikasikan adanya kanker serviks biasanya perlu ditindak lanjutkan kembali melalui tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET) scan.

Tujuan dilakukan langkah tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).

 

Kapan Harus Ke Dokter?

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami pendarahan vagina di luar periode menstruasi, setelah berhubungan seksual atau setelah menopause.

Kondisi tersebut memang tidak selalu berkaitan dengan kenaker serviks atau kanker leher rahim. Meskipun begitu, pemeriksaan tetap perlu dilakukan agar penanganan bisa diberikan lebih cepat dan peluang untuk sembuh semakin besar.

 

Pengobatan Kanker Serviks

Pilihan pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium (tingkat perkembangan) kanker dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Adapun beberapa pilihan pengobatan yang umum untuk kanker serviks, diantaranya:

  • Konisasi, prosedur pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat jaringan abnormal pada serviks.
  • Histerektomi, pembedahan untuk mengangkat rahim dan jaringan sekitarnya.
  • Radikal histerektomi, pengangkatan rahim, jaringan sekitarnya, serta kelenjar getah bening yang terinfeksi.
  • Pembedahan konservatif, jenis pembedahan untuk menyelamatkan kemampuan reproduksi pada wanita yang masih ingin memiliki anak.
  • Radioterapi, perawatan ini menggunakan sinar-X atau partikel lain untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi bisa menjadi pilihan terbaik untuk kanker stadium awal maupun lanjut. Pada beberapa kasus, radioterapi dapat diberikan sebelum atau setelah operasi.
  • Kemoterapi, penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan pembedahan atau radioterapi. Hal tersebut merupakan pilihan utama untuk kanker stadium lanjut atau jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
  • Terapi target, pengobatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan mengenali dan menargetkan komponen khusu pada sel kanker.
  • Imunoterapi, merupakan metode pengobatan yang melibatkan penggunaan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel kanker. Imunoterapi menjadi pilihan pengobatan yang relatif baru dan telah menunjukkan janji dalam mengobati beberapa kasus kanker serviks.

 

Pencegahan Kanker Serviks

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna mencegah kanker serviks, diantaranya:

  • Vaksinasi HPV

Mendapatkan vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi human papillomavirus (HPV) yang merupakan penyebab utama kanker ganas ini. Vaksin ini direkomendasikan untuk anak perempuan dan laki-laki yang berusia antara 9 hingga 26 tahun sebelum aktif secara seksual. 

Namun, batasan usia pemberian vaksin HPV dapat bervariasi tergantung pada negara dan otoritas kesehatan. Beberapa negara negara merekomendasikan vaksinasi HPV hingga usia 26 tahun.

Di Indonesia sendiri, rentang usia pemberian vaksinasi HPV bagi perempuan yaitu mulai usia 9 sampai 55 tahun.

 

  • Rutin menjalani pap smear dan tes HPV

Kamu juga perlu melakukan pemeriksaan pap smear atau tes HPV. Tujuannya yaitu untuk mendeteksi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker. Wanita sebaiknya mulai pemeriksaan pap smear pada usia 21 tahun.

Jika hasilnya normal, lakukan setiap tiga tahun sekali sudah cukup. Tes HPV bisa menjadi pengganti atau dokter kombinasikan dengan pap smear agar deteksinya lebih akurat.

 

  • Melakukan seks yang aman

Gunakan kondom saat berhubungan seks dapat membantu mengurangi risiko terinfeksi HPV dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Tak hanya itu saja, hindari memiliki banyak pasangan seksual untuk mengurangi risiko paparan HPV.

 

  • Berhenti merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan menyebabkan kanker serviks. Jadi, segera hentikan kebiasaan buruk tersebut untuk menurunkan risikonya.

 

  • Terapkan gaya hidup sehat

Untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi HPV, penting sekali menjalani gaya hidup sehat. Hal ini dapat kamu terapkan dengan menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, dan memberikan tubuh istirahat yang cukup.

 

Madu Herbal Zymuno

Zymuno merupakan madu imunoterapi herbal pertama di Indonesia yang diformulasikan khusus oleh ahli medis terpercaya sehingga berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Misalnya saja seperti mengatasi benjolan pada leher, payudara, ketiak atau bagian tubuh lainnya, mengobati tiroid, mengobati kista/miom, serta mampu mengobati tumor jinak.

kanker serviks

Madu herbal Zymuno terbukti 3x lebih ampuh dalam mengobati benjolan, kista dan tumor jinak dalam 14 hari.

Madu Zymuno terbuat dari bahan-bahan alami seperti madu asli, daun meniran, daun kelor dan temulawak.

Zymuno dengan herbal imunoterapi-nya mengandung anti-inflamasi dan zat anti-tumor alami yang berkhasiat untuk meningkatkan pembentukan sel pada jaringan kulit, sehingga mencegah berkembangnya benjolan dan sel tumor.

 

Manfaat Madu Zymuno

kanker serviks

Zymuno sudah teruji BPOM dan MUI dan sangat direkomendasikan untuk kamu yang mengalami masalah kesehatan. Adapun manfaat madu herbal Zymuno antara lain:

  • 3x lebih ampuh mengobati benjolan pada tubuh
  • Mengobati peradangan kronis
  • Mengatasi bengkak kelenjar getah bening
  • Mengatasi kista
  • Mengobati tiroid dan lipoma
  • Mengatasi tumor jinak
  • Memperlambat berkembangnya sel tumor
  • Membantu melancarkan haid pada wanita
  • Membantu terapi tumor dan kanker
  • Meningkatkan daya tahan dan imunitas tubuh

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Shopping Cart

No products in the cart.

Return to shop
produk nasa

Stc PT Natural Nusantara

Selamat datang di stc PT Natural Nusantara. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang di PT Natural Nusantara, ada yang bisa Saya bantu?