Waspadai Penyakit Kista, Inilah Penyebab dan Gejalanya
Bahaya Penyakit Kista
Kista merupakan sebuah penyakit berupa benjolan yang berbentuk kantong yang berisi cairan, zat padat atau udara yang berada di bawah permukaan kulit. Penyakit kista tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh manusia, misalnya saja seperti di lengan, lutut, leher, wajah, punggung, dan bagian lainnya.
Terkadang, kista juga bisa muncul secara tiba-tiba tanpa disertai dengan gejala. Tak hanya itu saja, kista juga bisa muncul dan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan medis yang serius.
Untuk informasi lebih lanjut, yuk simak ulasan lebih lengkap mengenai penyakit kista, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga cara pengobatan kista berikut ini.
Apa itu Kista?
Kista merupakan suatu penyakit berupa benjolan di bawah kulit yang berisi cairan, udara, nanah, atau zat padat seperti rambut. Benjolan tersebut dapat tumbuh di bagian tubuh manapun dan umumnya tidak bersifat kanker atau tumor ganas.
Meskipun pada umumnya kista tumbuh di bawah kulit, namun ternyata kista juga dapat tumbuh di organ dalam tubuh, seperti di indung telur (ovarium). Kista biasanya akan membesar dengan lambat dan biasanya tidak menimbulkan nyeri. Hanya saja, nyeri akan timbul jika ukuran kista semakin membesar dan menekan organ, pecah, terinfeksi atau tumbuh di area yang sensitif.
Kista juga dapat diartikan sebagai sebuah kantung yang terbentuk dari jaringan membran dan berisi cairan, udara, semisolid, hingga zat lainnya. Kista dapat muncul pada beberapa bagian tubuh hingga di bawah kulit.
Gejala Penyakit Kista
Adapun gejala utama kista yaitu berupa benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh tertentu yang letaknya tergantung pada jenis kista yang dialami.
Benjolan dapat tumbuh di wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, bahkan hingga telapak kaki.
Namun, ada juga kista yang tumbuh di bagian tubuh dalam, sehingga perkembangan benjolan kista tersebut tidak dapat dirasakan dengan baik, misalnya seperti di payudara hingga ovarium.
Penyakit kista memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sangat lambat. Tak hanya itu saja, kista juga tidak akan menimbulkan rasa nyeri pada pengidapnya, kecuali jika mengalami infeksi.
Berikut ini beberapa tanda kista yang mengalami infeksi, diantaranya:
- Keluar darah atau nanah berbau tidak sedap dari benjolan.
- Kemerahan di kulit sekitar area.
- Infeksi yang memicu nyeri.
- Kaku atau kesemutan, terutama pada bagian tubuh yang ditumbuhi kista.
- Mual dan muntah.
- Demam.
- Pusing.
Selain gejala tersebut, ada pula gejala lainnya jika pengidapnya menderita penyakit kista ovarium, diantaranya:
- Nyeri ringan atau berat di bagian bawah perut.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Perut bagian bawah terasa penuh atau kembung.
- Sakit saat menstruasi.
Tak hanya infeksi saja, beberapa kondisi tersebut juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya. Ketika ukuran kista semakin membesar, maka kista berisiko menimpa saraf atau pembuluh darah, tumbuh pada area yang sensitif, hingga mempengaruhi fungsi organ tubuh.
Penyebab Penyakit Kista
Penyebab munculnya penyakit kista di tubuh dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis kista yang diderita.
Adapun kista dapat terbentuk akibat:
- Infeksi.
- Penyumbatan pada saluran di dalam tubuh.
- Peradangan yang terjadi dalam jangka panjang (kronis).
- Penyakit bawaan lahir.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab kista berdasarkan jenisnya, diantaranya:
- Kista Baker
Kista baker atau kista popliteal merupakan benjolan berisi cairan yang terbentuk di belakang lutut akibat radang sendi atau cedera lutut. Jenis kista yang satu ini dapat menimbulkan pembengkakan dan nyeri saat menekuk atau meluruskan kaki. Benjolan ini juga dapat menyebabkan gerakan penderitanya menjadi terbatas.
- Kista Celah Brankial
Kista celah brankial merupakan salah satu penyakit bawaan lahir yang dapat ditandai dengan kemunculan benjolan pada salah satu atau di kedua sisi leher. Benjolan ini juga dapat tumbuh di bawah tulang selangka. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada minggu kelima perkembangan janin.
- Kista Epidermoid
Kista epidermoid merupakan jenis kista yang dapat tumbuh di kepala, leher, wajah, atau punggung. Kista yang satu ini ditandai dengan benjolan kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan dan berisi cairan kental berbau.
Adapun penyebab munculnya kista epidermoid yaitu karena adanya penumpukan protein pembentuk rambut, kulit, dan kuku (keratin) di bawah kulit.
- Kista Ganglion
Kista ganglion merupakan benjolan yang berisi cairan di sepanjang tendon, yaitu jaringan penghubung otot dan tulang serta persendian. Benjolan ini umumnya tumbuh di lengan atau pergelangan tangan, tetapi bisa juga tumbuh di kaki dan pergelangan kaki. Kista ini dapat terbentuk akibat cedera atau radang sendi.
- Kalazion
Kista kalazion merupakan salah satu jenis kita yang berupa benjolan atau pembengkakan dan terjadi di kelopak mata atas, kelopak mata bawah, atau bahkan keduanya. Kalazion juga dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata. Penyebab utamanya yaitu karena adanya penyumbatan pada kelenjar minyak kelopak mata.
- Mucocele
Mucocele merupakan benjolan yang berisi cairan dan terbentuk di bibir atau pada area di sekitar mulut. Kista ini terbentuk ketika kelenjar ludah tersumbat oleh lendir.
Pada umumnya, mucocele tumbuh di bibir bagian bawah, namun ada juga yang tumbuh di bagian manapun di dalam mulut, bahkan di langit-langit mulut.
- Kista Ovarium
Tepat seperti namanya, kista ovarium merupakan benjolan yang berisi cairan dan terbentuk di dalam atau di permukaan ovarium (indung telur). Pada umumnya, kista ovarium tidak menimbulkan gejala apapun pada penderitanya. Hanya saja, kista ovarium tersebut berisiko semakin membesar, sehingga dapat menimbulkan nyeri di panggul, punggung bagian bawah, hingga paha.
- Kista Payudara
Kista payudara merupakan benjolan yang berisi cairan yang bisa berbentuk bulat atau lonjong pada payudara. Wanita yang berisiko mengidap penyakit kista ini bahkan bisa memiliki satu kista atau lebih pada satu atau kedua payudaranya.
Kista payudara terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam kelenjar payudara. Benjolan ini umumnya memiliki tekstur yang lunak, namun juga bisa terasa padat ketika diraba.
- Kista Pilar
Kista pilar atau kista trikilemal merupakan benjolan yang tumbuh di bagian permukaan kulit. Kista ini biasa saja muncul di bagian tubuh manapun, namun umumnya tumbuh di bagian kulit kepala.
Kista pilar muncul karena disebabkan oleh penumpukan keratin pada folikel rambut. Benjolan kista pilar berbentuk bulat, padat ketika diraba dengan warna yang serupa warna kulit.
- Kista Pilonidal
Kista pilonidal merupakan benjolan di bagian atas atau belahan bokong. Benjolan ini umumnya berisi rambut dan kotoran serta dapat menimbulkan rasa nyeri. Jika sudah terinfeksi, kista pilonidal dapat mengeluarkan nanah dan darah yang disertai bau tidak sedap.
- Kista Ateroma
Kista ateroma atau kista sebaseus merupakan suatu benjolan yang berisi cairan dan muncul di area wajah, leher, dada, atau punggung. Benjolan tumbuh perlahan dan bersifat jinak, namun tetap memiliki kemungkinan akan menimbulkan rasa nyeri ketika ukurannya semakin membesar.
Kista ateroma dapat muncul karena disebabkan oleh adanya penyumbatan pada kelenjar minyak.
- Jerawat Kista
Jerawat kista merupakan tipe jerawat yang terbentuk dari kombinasi antara bakteri, minyak dan sel kulit kering yang terperangkap di pori-pori. Jerawat kista umumnya berukuran besar seperti bisul, berisi nanah dan terasa nyeri ketika disentuh.
Jerawat kista dapat dialami siapa saja, namun lebih sering dialami oleh orang dengan kulit berminyak dan menderita gangguan hormon.
Faktor Risiko Penyakit Kista
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko tumbuhnya kista, diantaranya:
- Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit kista.
- Mengalami cedera atau kelainan pada organ tubuh tertentu.
- Menderita infeksi.
- Menderita tumor atau kanker.
- Mengalami penyumbatan pada saluran dalam tubuh.
Tak hanya itu saja, ada pula faktor risiko lainnya yang menjadi pemicu munculnya kista, meliputi:
- Usia
Berdasarkan penelitian dari ahli, wanita yang berusia di rentang usia pubertas sampai dengan menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium. Pasalnya, pada masa tersebut biasanya wanita masih mengalami periode menstruasi.
Munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja ketika wanita sedang mengalami masa menstruasi. Namun, hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah selama benjolan di ovarium tersebut bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.
Kondisi penyebab kista ovarium masih jarang sekali terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.
- Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur.
Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.
- Endometriosis
Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina atau rektum.
Terkadang, kantung berisi darah (benjolan atau fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma. Benjolan tersebut dapat menyebabkan pengidapnya merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.
- Obat Penyubur Kandungan
Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur) seperti gonadotropin, clomiphene citrate, dan letrozole.
Hal tersebut terjadi karena dapat mempengaruhi keseimbangan hormon di dalam tubuh. Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.
Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat menyebabkan terbentuknya kondisi ini dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium.
Kondisi tersebut disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).
- Kemoterapi dengan Tamoxifen
Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko yang lebih tinggi munculnya benjolan di ovarium.
Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di ovarium. Hanya saja, benjolan yang berisi cairan ini dapat hilang dengan sendirinya setelah pengobatan selesai.
Diagnosis Kista
Untuk dapat mendiagnosis penyakit kista, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien, serta riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada area benjolan yang terlihat.
Dokter dapat mendiagnosis kista melalui pemeriksaan fisik pada benjolan. Hanya saja, guna memastikan kondisinya dengan tepat, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Pemindaian
Dokter dapat menjalankan USG, CT scan, atau MRI, terutama jika benjolan tidak terlihat secara langsung, seperti pada kista ovarium,. Pemindaian ini bertujuan untuk melihat isi benjolan dan apakah benjolan tersebut bersifat kanker.
- Biopsi
Biopsi merupakan pengambilan sampel jaringan kista untuk kemudian diteliti di laboratorium. Biopsi akan membantu dokter dalam menentukan apakah kista bersifat kanker atau tidak.
Pengobatan Kista
Kista dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Namun, pasien dapat mempercepat proses penyembuhan dengan memberikan kompres hangat ke kista.
Tak hanya itu saja, pasien juga dilarang untuk memencet atau bahkan memecah kista karena dapat menyebabkan infeksi yang serius.
Apabila kista tidak hilang, maka lakukan pemeriksaan ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter akan menghilangkan kista dengan beberapa metode, diantaranya:
- Penyuntikan kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan di kista.
- Menusuk kista dengan jarum dan melakukan penyedotan cairan dalam kista.
- Mengangkat kista melalui operasi, jika aspirasi tidak berhasil.
Komplikasi Kista
Komplikasi kista terjadi apabila kista berukuran terlalu besar hingga dapat menekan organ di sekitarnya. Misalnya saja, kista ovarium yang membesar dapat menekan kandung kemih, sehingga membuat penderitanya mengalami inkontinensia urine atau infeksi saluran kemih.
Tak hanya itu saja, kista yang berada di dalam tubuh juga dapat pecah dan mengeluarkan nanah. Nanah tersebut bisa mengakibatkan sepsis dan perlengketan pada organ di sekitar tumbuhnya kista.
Pencegahan Kista
Meskipun pada umumnya kista tidak dapat dicegah, namun ada beberapa jenis kista yang dapat dihindari.
Berikut ini beberapa jenis kista dan cara pencegahannya, diantaranya:
- Kista ovarium dapat dicegah dengan mengkonsumsi pil KB, tetapi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
- Kalazion dapat dicegah dengan membersihkan kelopak mata menggunakan pembersih yang lembut, terutama setelah menggunakan kosmetik.
- Kista pilonidal dapat dicegah dengan menjaga kulit tetap kering dan bersih, serta tidak duduk terlalu lama.
Madu Herbal Zymuno
Zymuno merupakan madu imunoterapi herbal pertama di Indonesia yang diformulasikan khusus oleh para ahli terpercaya sehingga dapat memberikan berbagai khasiat, seperti mengobati benjolan yang ada pada leher, payudara, ketiak atau bagian tubuh lainnya, mengobati tiroid, mengobati kista/miom, serta mampu mengobati tumor jinak.
Madu Zymuno sudah terbukti 3x lebih ampuh dalam membantu mengobati benjolan, bahkan untuk gejala yang sudah menahun.
Komposisi Madu Zymuno
Madu Zymuno dijamin berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi dan sudah terdaftar dalam BPOM. Madu herbal ini juga menggunakan bahan herbal alami dan pilihan, diantaranya seperti:
- Madu Asli
Madu mengandung zat anti-tumor yaitu flavonoid, asam folat, asam amino, protein, dan enzim. Zat tersebut berkhasiat sebagai anti-inflamasi untuk mengobati benjolan dan peradangan kronis penyebab sel tumor.
- Daun Meniran
Daun meniran kaya akan kandungan antioksidan yang berkhasiat meningkatkan fungsi vitamin dan mineral, sehingga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, mencegah infeksi bakteri dan virus, serta mengobati pembengkakan dan benjolan.
Tak hanya itu saja, daun meniran juga dapat memperlambat pertumbuhan sel tumor dengan bertindak sebagai sel mati sehingga tidak akan memicu munculnya sel tumor baru.
- Daun Kelor
Daun kelor mengandung 50 antioksidan, 27 vitamin, 9 asam amino esensial, dan garam mineral yang berkhasiat melawan radikal bebas dalam tubuh.
Senyawa alami yang ada di dalam daun kelor yaitu allasea monosakarida berkhasiat untuk menghentikan siklus sel tumor pada tahap awal.
- Temulawak
Temulawak memiliki dua kandungan utama yaitu kurkumin dan xanthorrhizol yang berkhasiat mengobati peradangan, pembengkakan dan benjolan, menekan induksi bintik tumor, serta meningkatkan imunitas tubuh.
Zymuno Sangat Direkomendasikan Untuk Siapapun yang Mengalami Masalah Kesehatan
- Mengalami masalah benjolan pada tangan, leher, ketiak, dan pada payudara yang tak kunjung sembuh.
- Benjolan muncul kembali setelah operasi.
- Munculnya benjolan disertai rasa nyeri, demam, lemas, dan penurunan berat badan.
- Menderita kista dan tiroid
- Sudah mencoba berbagai macam obat penyembuh benjolan namun masih belum ada perubahan.
- Sudah coba terapi dan berobat kemana-mana, namun belum sembuh juga
- Bingung mencari obat yang terbukti ampuh mengobati benjolan.
Aturan Minum Zymuno
Madu Zymuno aman dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Adapun aturan minumnya yaitu:
- Kocok dahulu sebelum diminum
- Diminum 2x sehari sebanyak 2 sendok makan
- Diminum setelah makan
Note : kondisi khusus (diabetes/kadar gula darah tinggi), diminum 1x sehari sebanyak 1 sendok makan.
Leave a Reply